Wednesday, August 24, 2016

KENAPA SABAK?

Oleh Dede Dudu Abdul Rahman, S. Pd. (Perintis SDN. Perumnas Cisalak)

Sabak merupakan alat tulis yang digunakan siswa sekolah rakyat pada jaman penjajahan Belanda dan Jepang. Tempat menulis yang terbuat dari bahan triplek yang dicat berwarna hitam dengan alat tulis kapur, sebab pulpen dan buku belum ada masa itu. Oleh sebab itu, orang tua dulu sangat kuat ingatannya, sekali tulis dihapus dan diingat, begitu seterusnya.
Sabak dalam hal ini digunakan sebagai identitas gerakan literasi sekolah yang dilaksanakan SDN. Perumnas Cisalak. Sabak sebuah akronim dari Sekolah Bacaan SDN. Perumnas Cisalak yang merupakan salah satu sekolah dasar perintis dalam menggelorakan Gerakan Literasi Sekolah melalui program West Java Leaders Reading Challenge. Program ini diselenggarakan sejak 2016 dalam rangka membudayakan literasi di lingkungan sekolah-sekolah Jawa Barat.
Dalam menjalankan program ini, SDN. Perumnas Cisalak bekerjasama dengan berbagai komunitas bacaan sebagai langkah konkrit untuk membangun lingkungan literat peserta didik dalam mencintai ilmu pengetahuan sepanjang hayat.
FILOSOFI
Segi enam menggambarkan jenjang sekolah dasar yang dimulai kelas satu dan berakhir hingga kelas enam.
Payung adalah simbol Kota Tasikmalaya sebagai domisili SDN. Perumnas Cisalak.
Warna biru merupakan sebuah naungan dengan warna kedamaian yang diharapkan para peserta didik nyaman menggali dunia melalui buku bacaan.
Pita biru berarti pencegahan kekerasan pada anak (child abuse prevention). Sabak sebagai komunitas baca berupaya melindungi hak-hak anak dari segala macam bentuk kekerasan yang sering terjadi pada anak.
Buku sebagai gambaran sabak meski dengan bentuk berbeda tetapi bermakna bahwa buku merupakan sebuah buah pikiran dalam bentuk cetak dan jika lupa diingat dapat membukanya kembali untuk dibaca dan dibaca lagi.


No comments:

Post a Comment