Tuesday, August 30, 2016
SELAMAT PAGI
Selamat Pagi
Musik/lirik: Vudu Abdul Rahman
Vocal: Sabak Kids
D A G Bm
Selamat pagi
Teman-temanku yang baik hati
Ayo, kita berbagi energi
Matahari yang menyinari hidup dan bumi
Mari kita bangkitkan semangat hari ini
Untuk menggali ilmu seluas samudera
Melayarinya dengan gembira
Mulailah membaca
Dengan menyebut nama
tuhan yang menciptakan s'luruh alam semesta
Tercinta....

Monday, August 29, 2016
SADAR LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI
Oleh Dede Dudu Abdul Rahman (Guru Perintis)
Literasi bukan sekedar kompetisi, lebih dari itu, agar seluruh lapisan masyarakat dapat melek wacana menuju persaingan global dengan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang telah berjalan beberapa tahun terakhir ini.
Salah satu peningkatan kemampuan literasi peserta didik dapat ditingkatkan melalui
tahap pemahaman dalam menggunakan komputer, internet, dan handphone. Hal ini
penting untuk membekali mereka terkait dengan hard skill yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peningkatan kemampuan literasi teknologi informasi peserta didik dalam
penggunaan komputer harus dibiasakan sejak dini mulai dari lingkungan rumah dan
sekolah. Dalam program West Java Leader's Reading Challenge yang akan
dilaksanakan SDN. Perumnas Cisalak mulai September 2016 - Juni 2017, penggunaan
komputer dan internet yang disediakan sekolah harus dikuasai mereka. Tujuan
penguasaan dalam penggunaan komputer dimaksudkan agar mereka terlibat secara
aktif dalam pelaksanaan program WJLRC.
Penguasaan peserta didik terhadap penggunaan komputer dapat mempermudah
pelaksanaan program sebagai wujud pelibatan mereka secara konkrit. Mereka tidak
sekedar membaca buku bacaan, menulis reviu, dan presentasi saja. Tetapi
dilibatkan dalam proses rekapitulasi secara mandiri ketika menulis reviu buku
bacaan pada kertas tulis yang dialihkan ke microsoft
word.
Dalam bulan pembiasaan (Agustus) ini, peserta didik diuji tingkat kemampuan
penggunaan komputer sebagai langkah persiapan menuju program WJLRC yang akan
segera dimulai pada awal September 2016.
Kemampuan peserta didik SDN. Perumnas Cisalak cukup baik dalam menuliskan
hasil latihan reviu mereka pada microsoft
word, Senin (29/8). Mereka cukup sadar literasi teknologi informasi dan
komunikasi yang difasilitasi keluarga masing-masing dan menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Mudah-mudahan semangat literasi yang digelorakan di lingkungan pendidikan Provinsi
Jawa Barat dapat merevoliterasi daya nalar warga sekolah. Pada akhirnya, medali
bukan tujuan untuk memenangkan suatu perlombaan demi citra yang sesaat. Tujuan utama menggelorakan literasi di lingkungan sekolah dapat terwujud demi generasi yang melek wacana berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Sunday, August 28, 2016
GURU DILARANG MEROKOK
Oleh Anggita
Damayanti, S. Pd.
(Guru Kelas IV A SDN. Perumnas Cisalak)
Berita kenaikan harga rokok yang
ramai ditayangkan di berbagai media elektronik, banyak menimbulkan pro dan kontra
di lingkungan masyarakat. Perokok aktif maupun pasif saling beradu pendapat di media sosial.
Sebagai perokok pasif, penulis sangat antusias menyambut
wacana pemerintah untuk menaikkan harga rokok dengan harga yang cukup mahal.
Diharapkan para perokok berat dapat berpikir dua kali membakar uangnya dengan
merokok.
Setiap keputusan pasti akan disambut beragam pendapat.
Tidak sedikit yang mengomentari kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga
rokok. Salah satu komentar di media sosial mengatakan, “Meskipun harga rokok
naik, tidak akan memberikan efek jera untuk para perokok”.
Seorang ibu rumah tangga malah sangat ketakutan, dari sisa
uang membeli rokok suaminya berarti jatah dapur semakin sedikit. Dampak nikotin
dalam sebatang rokok, menjadikan seorang perokok tetap tidak akan bergeming. Mungkin
bagi perokok berduit tidak masalah, tapi bagi perokok yang penghasilan nya
kurang dapat melecut tindakan kriminal demi sebatang rokok. Narkotika saja yang
harganya ratusan ribu bahkan jutaan, bagi orang yang sudah kecanduan bisa
menghalalkan segala cara untuk membelinya.
Apalagi seorang guru yang bebas merokok di lingkungan
sekolah sangat kurang pantas jika dihisap dan dilihat peserta didik. Seorang
guru ialah suri tauladan peserta didik, seperti yang dikatakan Ki Hajar
Dewantara, “Ing Ngarso Sung Tulodo”. Atau pepatah lain mengatakan, “Guru
kencing berdiri, murid kencing berlari”. Oleh sebab itu, bagi para guru yang
sering merokok di sekolah selaiknya merenungkan Permendikbud Nomor 64 Tahun 2015 tentang kawasan tanpa rokok di
lingkungan sekolah. Pada pasal 5 dijelaskan bahwa kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan, peserta didik, dan pihak lain dilarang merokok, memproduksi,
menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan rokok di lingkungan Sekolah.
Kepala sekolah wajib menegur dan/atau memperingatkan
dan/atau mengambil tindakan terhadap guru, tenaga kependidikan, dan peserta
didik apabila melakukan larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Kepala
sekolah dapat memberikan sanksi kepada guru, tenaga kependidikan, dan Pihak
lain yang terbukti melanggar ketentuan Kawasan tanpa rokok di lingkungan
sekolah. Guru, tenaga kependidikan, dan/atau peserta didik dapat memberikan
teguran atau melaporkan kepada kepala sekolah apabila terbukti ada yang merokok
di Lingkungan Sekolah. Dinas pendidikan setempat sesuai dengan kewenangannya memberikan
teguran atau sanksi kepada kepala sekolah apabila terbukti melanggar ketentuan
Kawasan tanpa rokok di Lingkungan Sekolah berdasarkan laporan atau informasi
dari guru, tenaga kependidikan, peserta didik, dan/atau Pihak lain.
Jika pemerintah daerah
dan dinas pendidikan berkomitmen dengan Permendikbud Nomor 64 Tahun 2015
dilaksanakan dapat menjadi efek jera bagi para guru yang sembarangan merokok di
lingkungan sekolah. Barangkali yang harus dilakukan mereka adalah menghentikan
sejenak aktivitas merokok di lingkungan sekolah. Jika memang belum ada niat
untuk berhenti, maka mereka dapat menghisap rokok setelah pulang sekolah di
tempat udara bebas yang jauh dari jangkauan peserta didik atau anak-anak.
Penulis berharap wacana
pemerintah menaikkan harga rokok dapat membuat para perokok aktif berhenti
sedikit demi sedikit agar menggunakan uangnya untuk hal-hal yang lebih
bermanfaat. Jika para perokok menghentikan aktivitas merokoknya, mungkin
lingkungan peseta didik dan anak-anak dapat menghirup udara segar setiap hari.
Selain itu, jika harga
rokok memang benar-benar naik, pemerintah harus mengontrol harga bahan pokok
agar tidak terkena dampaknya. Jika harga rokok per bungkus mahal diikuti
bahan-bahan pokok rumah tangga, maka hal tersebut percuma saja. Rakyat kecil
akan semakin tercekik dengan keadaan yang tidak terkendali tersebut dari segala
arah.

Thursday, August 25, 2016
POHON GEULIS ANTI KEKERASAN
Pohon yang lindap, rimbun, dan subur dapat menjadikan lingkungan sekitar teduh. Kemajuan bangsa Indonesia tergantung benih yang ditanam sekarang, jika serius dirawat kemungkinan besar generasi masa depannya tahan badai, kuat dan bernas.
"Pak, aku udah namatin tiga buku," kata Shopie dengan tersenyum bangga. "Kalau aku baru dua buku, Pak." Siva menimpali, tidak mau kalah dengan Sopie. Beberapa anak melaporkan bahwa mereka telah menamatkan buku-buku dalam bulan pembiasaan. Sejak anak-anak melaporkan buku yang dibacanya ditamatkan, barulah pohon geulis dibuat bersama anak-anak dengan mencari ide agar unik dan menarik.
"Pak, aku udah namatin tiga buku," kata Shopie dengan tersenyum bangga. "Kalau aku baru dua buku, Pak." Siva menimpali, tidak mau kalah dengan Sopie. Beberapa anak melaporkan bahwa mereka telah menamatkan buku-buku dalam bulan pembiasaan. Sejak anak-anak melaporkan buku yang dibacanya ditamatkan, barulah pohon geulis dibuat bersama anak-anak dengan mencari ide agar unik dan menarik.
Setelah berdiskusi dengan anak-anak, kami sepakat membuat pohon dengan daun-daunnya terbuat dari sketsa tangan-tangan mereka, Jum'at (26/8). Sesuai dengan warna dan pita biru pada logo Sabak Perumnas Cisalak yang berarti warna biru merupakan sebuah naungan dengan warna kedamaian yang diharapkan para peserta didik nyaman menggali dunia melalui buku bacaan. Sedang pita biru berarti pencegahan kekerasan pada anak (child abuse prevention). Sabak sebagai komunitas baca berupaya melindungi hak-hak anak dari segala macam bentuk kekerasan yang sering terjadi pada anak.
Peserta didik sangat antusias membuat sketsa tangan-tangannya yang kemudian dihias lalu diisi berbagai judul, penulis, dan sedikit ringkasan tentang bacaannya. Langkah ini sebagai upaya menggelorakan gerakan literasi sekolah melalui program West Java Leader's Reading Challenge yang dilaksanakan SDN. Perumnas Cisalak.

GURU BELAJAR MEREVIU
Setelah peserta didik pulang dari kelasnya masing-masing, para guru berkumpul di kantor, Kamis (25/8). Hari yang tidak biasa, mereka membicarakan tentang workshop menulis reviu yang diadakan Kepala Sekolah Penggerak dan Guru Perintis SDN. Perumnas Cisalak.
Syarat utama mengikuti workshop yaitu para guru harus menamatkan buku terlebih dahulu. Beberapa guru terlihat menyelesaikan bacaan, sedang yang lain terlihat berdiskusi tentang cara menulis reviu dengan teman sejawatnya.
Virus literasi tidak mudah tersebar, langkah masuk akal yang dapat dilakukan adalah menggelorakannya dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan literasi, seperti workshop menulis reviu, dan lainnya.
Selepas istirahat mengajar dan melaksanakan sholat dzuhur, para guru pun dengan sendirinya berkumpul di ruang literasi lantai 2. Infokus dan beberapa lembar kertas sesuai jumlah guru yang hadir dibagikan. Hari itu, guru perintis menjelaskan terlebih dahulu berbagai teknik menulis reviu, mulai Ishikawa Fishbone, Y Chart, Ishikawa, dan Infografis.
Meski telah dijelaskan pada sosialisasi literasi sebelumnya, mengulas untuk mengingatkan sangat baik dilaksanakan agar lebih paham.
"Itu maksud, musim, ketika, dan saat, pada kotak when, maksudnya apa?" Yayah Heryati salah seorang peserta workshop yang mengajar di kelas lima bertanya dengan mengernyitkan keningnya. Disusul pertanyaan-pertanyaan dari guru lain yang kemudian diskusi spontan tebangun begitu saja di antara mereka.
Hal menarik yang dapat diambil hikmahnya dari workshop tersebut yaitu budaya diskusi yang selama ini hanya dianggap biasa-biasa saja mulai terbangun sedikit demi sedikit. Mereka menyadari bahwa membaca dan menulis itu perlu waktu dan kemauan yang kuat.
Para guru pun harus memberi ruang lebih fleksibel kepada peserta didik agar mereka lebih banyak membaca agar budaya mencintai ilmu pengetahuannya teresapi. Selama bulan Agustus ini para guru dan peserta didik dibiasakan membaca, menulis diary, dan workshop-workshop kecil. Para guru akan dilibatkan dalam gerakan literasi sekolah melalui program West Java Leader's Reading Challenge dari Minggu pertama hingga ketiga sepuluh bulan ke depan..
Semoga kebangkitan kemampuan literasi tenaga kependidikan dan peserta didik di Jawa Barat dapat meningkat. Para guru mengubah pola pikir yang dimulai dengan membiasakan diri untuk berkarya bersama para peserta didik untuk menciptakan lingkungan literat. Amin.

Wednesday, August 24, 2016
KENAPA SABAK?
Oleh Dede Dudu Abdul Rahman, S. Pd. (Perintis SDN. Perumnas Cisalak)
Sabak merupakan alat tulis yang digunakan siswa sekolah rakyat pada jaman penjajahan Belanda dan Jepang. Tempat menulis yang terbuat dari bahan triplek yang dicat berwarna hitam dengan alat tulis kapur, sebab pulpen dan buku belum ada masa itu. Oleh sebab itu, orang tua dulu sangat kuat ingatannya, sekali tulis dihapus dan diingat, begitu seterusnya.
Sabak merupakan alat tulis yang digunakan siswa sekolah rakyat pada jaman penjajahan Belanda dan Jepang. Tempat menulis yang terbuat dari bahan triplek yang dicat berwarna hitam dengan alat tulis kapur, sebab pulpen dan buku belum ada masa itu. Oleh sebab itu, orang tua dulu sangat kuat ingatannya, sekali tulis dihapus dan diingat, begitu seterusnya.
Sabak dalam hal ini digunakan sebagai identitas gerakan literasi sekolah yang dilaksanakan SDN. Perumnas Cisalak. Sabak sebuah akronim dari Sekolah Bacaan SDN. Perumnas Cisalak yang merupakan salah satu sekolah dasar perintis dalam menggelorakan Gerakan Literasi Sekolah melalui program West Java Leaders Reading Challenge. Program ini diselenggarakan sejak 2016 dalam rangka membudayakan literasi di lingkungan sekolah-sekolah Jawa Barat.
Dalam menjalankan program ini, SDN. Perumnas Cisalak bekerjasama dengan berbagai komunitas bacaan sebagai langkah konkrit untuk membangun lingkungan literat peserta didik dalam mencintai ilmu pengetahuan sepanjang hayat.
FILOSOFI
Segi enam menggambarkan jenjang sekolah dasar yang dimulai kelas satu dan berakhir hingga kelas enam.
Payung adalah simbol Kota Tasikmalaya sebagai domisili SDN. Perumnas Cisalak.
Warna biru merupakan sebuah naungan dengan warna kedamaian yang diharapkan para peserta didik nyaman menggali dunia melalui buku bacaan.
Pita biru berarti pencegahan kekerasan pada anak (child abuse prevention). Sabak sebagai komunitas baca berupaya melindungi hak-hak anak dari segala macam bentuk kekerasan yang sering terjadi pada anak.
Buku sebagai gambaran sabak meski dengan bentuk berbeda tetapi bermakna bahwa buku merupakan sebuah buah pikiran dalam bentuk cetak dan jika lupa diingat dapat membukanya kembali untuk dibaca dan dibaca lagi.

Tuesday, August 23, 2016
MEMBACA BERJAMAAH
Dede Dudu Abdul Rahman
"Membaca buku-buku yang baik berarti memberi makanan rohani yang baik." Buya Hamka.
"Membaca buku-buku yang baik berarti memberi makanan rohani yang baik." Buya Hamka.
Perut peserta didik diasupi makanan di rumah masing-masing, melaksanakan sholat dhuha untuk mengisi rohaninya, dan mengisi pikirannya dengan membaca. Ketiga kebutuhan peserta didik tersebut diintegrasikan dalam pembiasaan makan makanan bergizi, sholat dhuha, di lingkungan SDN. Perumnas Cisalak.
Salah satu program yang dilaksanakan SDN. Perumnas Cisalak yaitu West java Leader's Reading Challenge selama 10 bulan ke depan. Peserta didik yang termasuk tim inti, sekurang-kurangnya 2 tim yang berjumlah 10 peserta didik dengan satu pembimbing guru perintis. Selain itu, secara rutin mengadakan readathon yang dilaksanakan setiap Jum'at, sehari dalam satu Minggu.
Pembiasaan readathon yang dilaksanakan di lapangan SDN. Perumnas Cisalak setelah sholat dhuha berjamaah. Seluruh siswa membaca senyap selama 15 menit sebagai tahap pembiasaan sebelum melaksanakan readathon dengan waktu 42 menit yang akan dimulai September 2016.
Dengan pembiasaan readathon selama 15 menit ini diharapkan peserta didik tidak terkejut ketika pelaksanaan readathon sesungguhnya dengan membaca senyap selama 42 menit. Berdasarkan sejarahnya, readathon berasal dari kata 'Marathon" yang berarti berlari sejauh 42 kilometer. Berdasarkan pengertian di atas diharapkan para peserta didik dapat membaca senyap dengan bermakna dan menjadikan aktivitas membaca sebagai habit di lingkungan SDN. Perumnas Cisalak.

Monday, August 22, 2016
PEMBIASAAN MEMBACA
Dede Dudu Abdul Rahman (Guru Perintis)
Buku adalah pengusung peradaban, tanpa buku sejarah diam, sastra bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet. Buku adalah mesin perubahan, jendela dunia, mercusuar yang dipancangkan di samudera waktu. -- Barbara Tuchman, 1989.
Buku adalah pengusung peradaban, tanpa buku sejarah diam, sastra bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet. Buku adalah mesin perubahan, jendela dunia, mercusuar yang dipancangkan di samudera waktu. -- Barbara Tuchman, 1989.
Aktivitas membaca telah dilaksanakan di sekolah manapun, tetapi dengan pemahaman yang masih perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu, kebijakan Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan Budi Pekerti perihal pembiasaan membaca buku 15 menit sebelum pembelajaran dimulai harus digelorakan agar menjadi budaya di lingkungan pendidikan.
Membaca dapat dilakukan dimana saja, taman sekolah, perpustakaan, depan kelas, dan sudut baca. Menciptakan lingkungan nyaman merupakan daya tarik bagi peserta didik untuk melakukan aktivitas membaca dengan tenang. Sekolah harus memfasilitasi dengan berbagai akses informasi yang lebih mudah dan dekat dengan peserta didik. Peran guru perintis sangat penting untuk mengimplementasikan program ini agar tidak berakhir pada wilayah wacana saja.
Diharapakan pembiasaan membaca buku selama 15 menit ini terbawa ke lingkungan rumah dan masyarakat peserta didik. Perlu pelibatan berbagai pihak untuk menjaga konsistensi peserta didik agar membaca dapat menjadi candu dalam kehidupan sehari-harinya.
Peserta didik harus dibiasakan berkunjung ke komunitas atau taman bacaan agar lebih mudah mendapatkan akses informasi dalam bentuk buku.
Guru-guru juga harus terbiasa membaca buku agar energinya terserap peserta didik sehingga lingkungan sekolah dapat menjadi lingkungan yang menumbuhkan peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Guru-guru juga harus terbiasa membaca buku agar energinya terserap peserta didik sehingga lingkungan sekolah dapat menjadi lingkungan yang menumbuhkan peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat.

PENANDATANGANAN KESEPAKATAN
Oleh Dede Dudu Abdul Rahman (Guru Perintis SDN. Perumnas Cisalak)
Hujan rintik-rintik membasahi langit Kota Tasikmalaya bagian utara. Sejak pagi hujan tidak berhenti, tetapi tidak menghalangi agenda pertemuan dengan para orangtua tim inti peserta WJLRC SDN. Perumnas Cisalak yang memiliki komunitas literasi dengan nama Sabak Perumnas Cisalak (Sekolah Bacaan Perumnas Cisalak). Acara dimulai pukul 10.00 sesuai jadwal pada surat yang diberikan dua hari sebelumnya. Penandatanganan kesepakatan program West Java Leader's Reading Challenge bersama orang tua dan tim inti sejumlah 10 peserta didik dilaksanakan di ruang literasi, Senin (22/8).
Kesepakatan ini merupakan salah satu syarat dalam pelaksanaan program WJLRC yang akan berjalan selama 10 bulan. Hal ini dilakukan agar para orangtua menjaga komitmen dan konsistensi anak-anaknya dalam menyelesaikan tantangan membaca sebanyak 24 buku mulai dari September 2016 hingga Juni 2017.
Dalam acara penandatanganan ini kami melakukan penguatan dengan diskusi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan WJLRC. Termasuk teknik membaca, mereviu, dan diskusi (presentasi) kepada orangtua di depan peserta tim inti WJLRC.
Diskusi sangat interaktif, beberapa pertanyaan dari orang tua bermunculan, "Kami harus bagaimana untuk menjaga konsistensi anak untuk membaca?" tanya Mama Nasywaa. Kami menjawab dengan keterlibatan orangtua sangat penting, hal yang dapat dilakukan dengan mengingatkannya dan menjadi teladan bagi anak dalam membaca buku. Bisa saja dengan memberikan pertanyaan tentang buku yang dibaca anak-anak.
Sedang Mama Hasna mengatakan, "Anak-anak memiliki jadwal sekolah agama dan les privat. Bagaimana mengaturnya?".
Berdasarkan pengamatan kami, aktivitas peserta didik di luar sekolah sangat padat, seperti les privat dan sekolah agama. Setelah berdiskusi, pihak sekolah dengan para orangtua sepakat untuk mengadakan kerja sama dengan sekolah agama dan lembaga privat. Tujuannya untuk menyukseskan program yang harus dilewati peserta tim inti dengan kepala sekolah penggerak dan guru perintis selama 10 bulan ke depan.
Intinya, kami tidak menjadikan program ini sebagai beban. Sebab membaca harus menjadi kebutuhan seperti makan di lingkungan pendidikan agar melahirkan generasi yang mencintai ilmu pengetahuan sepanjang hayat mulai dari sekarang.

Sunday, August 21, 2016
BERSAMA MISS ELSA DI RUANG LITERASI
Oleh Nasywa Riskawan,
Zahra Anandya, dan Alya (Percisa Kids)
Hujan deras dari sore sebelum
magrib tidak berhenti, beruntung kami sempat bermain. Selepas magrib kejadian
menarik dan tak terduga pun terjadi. Hari itu kami berkemah di SDN. Perumnas
Cisalak, Sabtu (13/8). Sebelum adzan isya berkumandang, ada pengumuman dari Kakak Pembina
tentang seorang tamu yang jauh dari Paris – Perancis akan datang mengunjungi
sekolah dan berdiskusi tentang literasi bersama Komunitas Percisa Kids dan Sabak
Percisa. Kami pun berteriak, “Horreeeee....”. Kami dikumpulkan di tengah lapang
untuk menyambut tamu istimewa yang ditemani Paman-paman Balaka Cinematografi
dan Kofita.
Mereka menuju ruang guru untuk istirahat sebentar dan mengobrol dengan Kakak-kakak pembina. Kami tidak tahu namanya sebelum ia dikenalkan Pak Dude dan Bu Rike di lapangan sekolah. “Hello, my name Elsa Moley.” Katanya. Ia seorang penulis dari Paris – Perancis, “Waaww... keren!”.
Mereka menuju ruang guru untuk istirahat sebentar dan mengobrol dengan Kakak-kakak pembina. Kami tidak tahu namanya sebelum ia dikenalkan Pak Dude dan Bu Rike di lapangan sekolah. “Hello, my name Elsa Moley.” Katanya. Ia seorang penulis dari Paris – Perancis, “Waaww... keren!”.
Beberapa teman memberanikan diri
bertanya dengan menggunakan bahasa Inggris. Tidak lama berkenalan, Miss Elsa
menuju ruang literasi Sabak Percisa. Ibu kepala sekolah menyuruh kami yang
termasuk tim inti West Java Leader’s Reading Challenge Sabak Percisa untuk
masuk ke ruang literasi.
Kami merasa senang dengan Miss Elsa yang suka bercanda, ia tidak kaku dan suka senyum. Selama di Tasikmalaya, Miss Elsa mencicipi berbagai makanan khas. Ia sempat diajak makan Soto H. Didi yang rasanya pedas menurutnya. Nasywa diberi kesempatan bertanya oleh Pak Dude kepada Miss Elsa, “Hello Miss Elsa, namaku Nasywa. Ada tujuan apa ke Tasikmalaya?” tanyanya.
Kami merasa senang dengan Miss Elsa yang suka bercanda, ia tidak kaku dan suka senyum. Selama di Tasikmalaya, Miss Elsa mencicipi berbagai makanan khas. Ia sempat diajak makan Soto H. Didi yang rasanya pedas menurutnya. Nasywa diberi kesempatan bertanya oleh Pak Dude kepada Miss Elsa, “Hello Miss Elsa, namaku Nasywa. Ada tujuan apa ke Tasikmalaya?” tanyanya.
Miss Elsa menjawab, “Aku ingin
bermain ke sekolah ini dan makan soto, hehehe...”.
“Druummm... druummm.. druummm...” tiba-tiba di luar terdengar suara drum band untuk melaksanakn pawai obor. Percakapan dengan Miss Elsa pun berakhir, sebelum turun ke bawah, kami berfoto bersama untuk kenang-kenangan.
Dimuat Harian Umum Kabar Priangan Rubrik Sabasakola, Edisi 22 Agustus 2016.
“Druummm... druummm.. druummm...” tiba-tiba di luar terdengar suara drum band untuk melaksanakn pawai obor. Percakapan dengan Miss Elsa pun berakhir, sebelum turun ke bawah, kami berfoto bersama untuk kenang-kenangan.
Dimuat Harian Umum Kabar Priangan Rubrik Sabasakola, Edisi 22 Agustus 2016.

Friday, August 19, 2016
PEMBIASAAN PRESENTASI
Oleh Dede Dudu Abdul Rahman (Guru Perintis SDN. Perumnas Cisalak)
Budaya diskusi yang telah dilakukan nenek moyang dengan istilah musyawarah perlu digelorakan kembali. Melalui tahapan ketiga program West Java Leader's Reading Challenge yaitu diskusi (presentasi), peserta didik dibiasakan untuk menanamkan nilai-nilai luhur untuk berdiskusi dan memaparkan hasil bacaannya di depan teman, guru, dan orangtua.Sabak Perumnas Cisalak berkomitmen untuk menjalankan program West Java Leader's Reading Challenge ini bukan sebatas tuntutan yang harus dibatasi target dan capaian sesaat. Kami akan membuat sebuah terobosan dengan pelibatan guru, orangtua, peserta didik, dan masyarakat sekitar untuk menjadikan program ini sebagai momentum kebangkitan pendidikan itu sendiri yang dimulai dengan ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang artinya Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.
Seluruh program bertujuan baik, tergantung komitmen pelaksana dalam menjalankannya. Apalagi jika program bertumpuk demi mencapai target agar memiliki capaian yang absurd. Konsistensi berbagai pihak harus dipintal dengan kesepakatan berbagai pihak agar semakin kuat.
Jadwal pembiasaan tim inti yang dilaksanakan bulan Agustus ini telah berada pada tahap diskusi dan presentasi, Jum'at (12/8).
Berkaitan dengan program West java Leader's Reading Challenge, aktivitas membaca akan ditindaklanjuti dengan mereviu buku bacaan, mendiskusikan dan presentasi, agar memahami isi seutuhnya.
Sebelum pelaksanaan program West Java Leader's Reading Challenge yang dimulai September 2016 hingga Juni 2017, sekolah kami melaksanakan pembiasaan mulai awal Agustus setelah Ibu Ade Rastuti menjadi salah satu kepala sekolah penggerak perwakilan Kota Tasikmalaya.
Semoga melalui gerakan ini terlahir generasi literasi yang memecahkan kebuntuan persoalan bangsa ini. Amin.

Subscribe to:
Posts (Atom)